Dari
artikel yang pernah saya baca, kepo berasal dari Bahasa Cina yaitu Kay Poh atau
Kaypo populer digunakan di Negara Singapura yang artinya ingin tahu sekali urusan orang lain.
Waow juga di Singapura sana ternyata sama dengan Indo, pengen tahu juga urusan
orang. Tapi entah sih, mungkin itu hanya istilah yang populer saja di Singapura
namun secara kultur mereka tidak Kepo, toh kalau kita sedang liburan ke sana
juga terlihat mereka tidak tampak saling acuh satu dan lainnya.
Pagi-pagi
temen ngirim SC (screen captured), dengan kualitas gambar yang jelek dipastikan
itu teman saya sudah mendapatkannya orang yang entah ke berapa?
Pertanyaannya
apakah si orang yang posting itu hanya untuk jokes atau memang dia kepo siapa
saja yang tidak berani posting dan akhirnya dia tahu siapa yang nikah karena
hamil duluan.
Saya
sendiri pun termasuk orang yang kepo, kalau bisa di-stalk via socmed kenapa ga
juga? Tapi saya buat se-silent mungkin, ga bikin posting yang memancing orang
untuk share hal-hal pribadi mereka. Tapi kalau hal pribadinya mereka share di
sosmed, artinya bisa kita nikmatin juga kan?
Di era
digital yang serba mudah share apapun, untuk hal perkepoan jadi cukup mudah
kita dapatkan. Berbeda ketika saya zaman SMP/SMA di awal tahun 2000, kalau mau
info alamat jalan keluarnya pergi ke tata usaha cari nama orang tuanya, lanjut
buka yellow pages, dapat tuh nomor telepon sama alamatnya. Untuk info yang
lebih mendalam mau tak mau langsung tanya ke orangnya atau teman terdekatnya.
source : nomortelepon.id
Atau kamu
orang yang haus akan informasi pribadi orang, siapapun orangnya asalkan bisa
tahu hal pribadi orang. Tinggal klik follow saja akun-akun gosip yang katanya
non gosip. Apakah di negara kita orang se-kepo itu? Ya bisa dilihat lah akun
gosip itu followernya sebanyaka apa?
Masih
kepo? sama