Punya
mata yang baik itu sebuah kebanggaan, karena artinya bisa menjaga kesehatan
mata selama ini.
Tidak
seperti banyak orang yang punya miopi hingga > -6 . Oh ternyata bukan aku
yang pandai menjaga kesehatan mata, namun ini adalah hasil kurangnya membaca.
Source: Flickr/yoppy
Yes,
tidak secinta itu saya dengan membaca. Kemampuan saya menyerap informasi dari
tulisan sangat rendah, maka jika ada tulisan teman atau repost-an teman di
media sosial yang cukup panjang pastilah 'hanya lewat'.
Terkecuali
itu informasi tentang motor yang saya gandrungi, bisa tuh saya habiskan
artikelnya.
Lemah
dalam menyerap informasi dari tulisan berdasarkan pemikiran cepat saya, karena
tidak terbiasanya budaya membaca dari kecil. Ketika usia dini tidak ada tekanan
dari diri sendiri untuk banyak membaca, ya buat apa? Juga akses untuk
mendapatkan buku bacaan juga ketika itu cukup sempit. Perpustakaan? Pengen nih
mulut ngehina perpustakaan sekolah negeri. SD tidak ada buku di perpustakaan,
perpustakaannya ajah tidak ada. Padahal untuk membangun budaya membaca ada
baiknya di kelas 1-6 agar bisa menjadi gaya hidup,,, GAYA HIDUP!!
3 tahun
(apa 4 tahun…. YaSud ya) yang lalu ada
berita cukup membahagiakan dari kantor, bahwa employee mendapatkan benefit
'uang pendidikan' berdasarkan performa kerja di tahun sebelumnya. Benefit ini
bisa digunakan untuk yang berkaitan dengan pendidikan dan self-improvement.
Artinya saya bisa membeli buku (bukan komik atau tidak berkaitan dengan
pengembangan diri) sepuasnya.
Dari
banyak buku yang dibeli salah satunya adalah 'Shoe Dog'. Cover bukunya ada logo
swoosh (Nike), sekilas ini buku tentang bagaimana Phil Knight membangun NIKE.
TAPI INI BUKU BAHASA INGGRIS!!!
Source : Amazon
Sebagai
orang yang tidak ghiroh dalam membaca, apa apaan aku beli buku tebel dan
berbahasa inggris pula?
Dan saya
khatam buku tersebut dengan hanya 60%-nya saja yang saya mengerti. Dalam buku
ini yang paling yang sangat ingat adalah seorang aerospace engineering
menawarkan teknologi outsole karet yang
didalamnya diisi oleh udara agar sepatu lebih nyaman ditolak mentah-mentah oleh
ADIDAS.
Kemudian
ditawarkannya lah teknologi ini ke NIKE pada awal tahun 80-an dengan meminta
royalty 10 sen per pairs (kalau tidak salah). NIKE dengan senang hati menerima
kerjasama itu, hasilnya? Nike Air booming dan diaplikasikan pada sepatu basket,
sepatu harian, juga dijadikan sebagai salah satu sepatu fashion.
Membaca
buku setebal itu membuat saya minus? Oh tentu tidak namun ilmu saya bertambah.
Next buku bahasa inggris yang saya baca adalah… udah 2 tahun baru 2 bab :D . Yuks ah baca biar pinter!
Source: Amazon