Weekend lalu saya menghabiskan waktu bersama Ast dan Azx di bandung. Ke bandung selain kangen sama keluarga, ada juga alasannya karena anak kita yang kalem dan girang harus vaksin hepatitis B. Weekend kemarin ga biasa, ini weekend yang spesial buat saya pecinta persib. Weekend ini adalah saksi waktu bahwa klub kami tercinta menjadi no. 1 di Indonesia. Jika kembali ke awal pembahasan cinta, maka cinta itu adalah persib, selanjutny cinta adalah biru... Bukan begitu? Ya bebas ajah, karena cinta adalah bebas. Kebebasan ini juga bagi sebagian orang adalah cinta juga... Makin pusing :S
Jadi weekend kemarin adalah weekend cinta, cinta fans kepada persib. Fans yang datang dari penjuru jawa barat berkumpul di tengah kota bandung.
Inilah cinta, kita ga boleh protes tentang hal ini. Karena cinta tak dibatasi oleh sesuatu apapun. Cinta tak mengenal waktu, panas, atau pun lainnya yg orang lain anggap itu aneh.
Dari keramaian di jalanan ketika perayaan persib menang, ada yang menarik perhatian sayah dan mertua sayah. Saat itu saya, mertua, dan keponakan Ast sedang menunggu bus perayaan kemenangan persib. Ada salah seorang ibu bersama anaknya yg berumur sekitar 9 tahun. Si Ibu yg sedang berdiri di pinggir jalanan yg ramai, dia tidak memegang tangan si anak agat tidak tiba tiba lari suruntul ke tengah jalan. Kedua tangannya malahan sibuk dengan menggendong sesuatu, menggendong menggunakan kain dan kerudungnya sebagian besar menutupi sesuatu yang dia gendong tersebut. Saya dan mertua saya makin penasaran apa sih yang dia gendong sampai sampai tidak menghiraukan anaknya... Ternyata...
Namanya Moiza, iyah, kucing itu namanya Moiza. Layaknya seorang ibu terhadap anaknya, si ibu mengelus-elus si kucing dengan hati hati. Saat dielus-elus sang kucing mengigit canda ke jari sang ibu, tak lama aku juga ikut membelai si kucing dan menyentuhkan jari saya ke mulut si kucing agar digigit canda juga. Tapi ga digigit tangan saya, lalu si ibu berkata 'ga kenaleun, mun ngegel apalna ka indungna'(ga kenal, kalo gigit hapalnya cuman ke ibunya). Jadi si ibu merasa bahwa dirinya adalah ibu dari si moiza.
Nah ini namanya cinta juga, cinta kepada kucing. Aku sama mertua saya tidak menganggap beliau aneh karena cinta kepada kucing. Karena saya dan mertua saya pun setuju bahwa cinta/rasa suka itu suatu kebebasan
0 comments:
Post a Comment