Tuesday, August 7, 2012

Zapra Si Jagoan Part 2

Pindah Jakarta


Menamatkan sekolah di Madrasah Tsanawiyah Sukabumi, Zapra berangkat ke Jakarta untuk meneruskan sekolah dan agar  bisa dekat dengan ibunya. Di kalangan keluarga dan tetangga Zapra merupakan anak yang Soleh, kalau sedang ada di rumah biasanya pergi ke Mesjid untuk mengajar ngaji anak-anak sekitar rumahnya. Kebiasaan mengajar ngaji juga dibawa hingga ke Jakarta. Di Jakarta Zapra masuk sekolah kejuruan atau biasa dikenal dengan nama STM.


Zapra seperti mempunyai dua kepribadian yang sangat berbeda di rumah dan sekolah. Zapra tinggal di daerah Tebet, ibunya telah menikah kembali dengan seorang duda.



STM makin parah


Jiwa berontak dalam diri Zapra masih ada, jiwa yang haus akan kasih sayang dari keluarga masih dia cari. Dia menaruh energi sayang menjadi sebuah vandalisme, tawuran, malak orang, berkelahi, dan aktivitas lainnya yang membakar adrenalin.


Dengan modal ilmu-ilmu yang dia dapatkan di Sukabumi seperti kebal senjata tajam, susuk kasih sayang, hingga pelet sudah tertanam di dalam dirinya. Kerasnya STM menjadikan dia lebih keras lagi. Sulitnya ekonomi menjadikan Zapra kekurangan uang untuk membeli makanan di luar rumah. Akhirnya dia memulai kembali ‘kerajaan’-nya saat seperti dia waktu SMP. Dia menantang kakak-kakak kelas untuk berkelahi satu lawan satu agar dia bisa dapat jatah uang palak di sekolahnya.


Dan entah dengan kekuatan dari mana, dia berhasil mengalahkan jagoan-jagoan di sekolahnya. Sekarang Zapra mempunyai ‘nama’ di sekolahnya. Zapra bukan lagi orang yang bagian malak orang-orang, tapi dia sekarang adalah penerima hasil uang palak. Dia tak perlu turun langsung ke lapangan untuk malak, dia cukup menerima hasil tiap harinya.


STM tempat Zapra sekolah berada di daerah matraman, posisi yang memang tidak terlalu bagus untuk sebuah STM. Karena harus sering tawuran dari STM yang berasal dari Jakarta Timur, dan Jakarta Pusat. Hari sabtu adalah hari tawuran nasional. Di mana para siswa sudah siap dengan alat perangnya, dari gear yang diikat dan siap melukai musuhnya, ada pula parang, pedang, pisau, dan juga batu.


Untuk masalah tawuran Zapra akan selalu terdepan, karena dia adalah seorang pemimpin di sekolahnya. Nama Zapra mulai disegani ketika dia berhasil melukai punggung musuhnya dengan pedang.


Di sekolah, Zapra dielu-elukan teman-teman dan kakak kelasnya, karena seorang kelas satu bisa menjadi pemimpin dan disegani oleh STM-STM lainnya. Setelah kejadian itu Zapra tidak pernah lagi menjadi terdepan saat tawuran, sekarang Zapra duduk tenang di daerah belakang tawuran berlangsung. Zapra menjadi semacam Jenderal Lapangan. Jika pasukannya mulai kalah, baru Zapra turun langsung ke medan tawuran.


Hingga pada suatu hari Zapra kabur ke daerah Jawa Tengah selama lebih dari seminggu, karena menjadi target dari sekolah-sekolah lainnya. Merasa sudah aman, Zapra kembali lagi ke Jakarta.


Mulai berubah


Masuk ke tahun ke 2, Ibu Zapra memberi tahu bahwa sudah tidak mampu lagi membayar uang sekolah. Zapra bersedih, bagaimana agar bisa tetap bersekolah. Keinginan untuk sekolah tetap tinggi. Mencarilah dia pekerjaan yang bisa dilakukan agar bisa tetap membayar sekolah. Zapra mendapatkan pekerjaan di toko penjual ikan, kerja dimulai setelah pulang sekolah. Gaji yang ia dapatkan itu 250ribu, dan dapat makan siang juga rokok boleh minta sebatang atau dua batang pada pemilik toko.


Selain menunggu Toko ikan, Zapra juga seringkali mengambil ikan atau pun kebutuhan toko ke daerah Sukabumi. Naek bus dini hari, kemudian kembali lagi pagi hari ke Jakarta untuk masukin barang ke toko, kemudian dilanjutkan sekolah.


Tawuran, malakin orang sedikit ditinggalkan olehnya. Dia menjadi sibuk dengan pekerjaannya. Namun tawuran di weekend beberapa kali masih dia ikuti. Sekarang sudah mulai lagi sering mengajarkan ngaji anak-anak di mesjid dekat rumah. Zapra sudah sedikit damai dengan dirinya.


Pulang sekolah ketika naik angkutan, Zapra bertemu dengan 2 orang musuh dari STM lain. Salah satu dari mereka mengeluarkan semacam pedang yang tidak terlalu panjang yang disimpan di dalam tas. Seketika dada Zapra dilukai oleh pedang tersebut, baju Zapra sobek. Namun anehnya Zapra tidak terluka sedikit pun, hanya seragam sekolahnya saja yang sobek. 2 orang itu pun ketakutan, dan lari seketika.


Lulus dari STM Zapra mendatangi salah satu ustadz keturunan arab, dia meminta agar semua susuk, ilmu kebatinan dan ilmu ilmu hitam yang dia punya dikeluarkan semua. Metode yang dilakukan adalah dengan rukhiyah. Beberapa kali dirukhiyah, akhirnya semua bersih ilmu-ilmu tersebut dari diri Zapra


Part 3 terakhir dari kisah Zapra segera…….